MELATIH KEMANDIRIAN

JURNAL FASILITATOR

Bunda Sayang Batch #5 Sumatera 1


 Memasuki level kedua dalam perkuliahan di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional, semangat para mahasiswi dalam menjalani perkuliahan cukup meningkat. Tetapi dalam segi perolehan badge tidak jauh berbeda persentasenya dari perkuliahan di level satu. Masih ada dua mahasiswi yang tidak menyetorkan narasi game sama sekali dan ada tujuh mahasiswi yang menyetorkan narasi tetapi tidak lengkap. Memang ada perubahan daftar nama mahasiswi yang tidak mendapatkan badge tetapi ada juga yang belum pernah mendapatkan badge sama sekali. Hal ini aku jadikan untuk bahan instropeksi diri sebagai fasilitator, mungkin masih belum maksimal dalam membersamai para mahasiswi.
      Berbicara tentang kemandirian, sebelum melatihkan kemandirian anak kita harus lihat dulu ke dalam diri. Apakah aku sudah mandiri? Kemandirian terhadap diri sendiri bisa dinilai dengan menjawab pertanyaan berikut:
1.     Apakah aku sudah memiliki penghayatan/semangat untuk menjadi lebih baik dan percaya diri?
2.    Apakah aku bisa mengelola pikiran untuk menelaah masalah dan mengambil keputusan untuk bertindak?
3.    Apakah aku sudah disiplin dan bertanggung jawab?
4.    Apakah aku sudah memiliki sikap tidak bergantung kepada orang lain?
(Sumber: Cemilan Materi Level 2 Melatih Kemandirian, Kelas Bunda Sayang Batch 5 IIP)

         Kemandirian dapat dilatih semenjak kecil melalui kebiasaan yang dilakukan terus-menerus. Aktifitas keseharian seperti makan sendiri, mandi dan memakai pakaian sendiri, meletakkan mainan pada tempatnya serta life skills  lainnya sangat bagus untuk dibiasakan sejak kecil sehingga dapat membangkitkan kepercayaan diri bahwa kita mampu melakukan aktifitas dalam kehidupan secara mandiri. Rumus dalam melatih kemandirian yaitu Latih – Percayakan – Jalani – Supervisi – Latih lagi.

       Membahas tantangan dalam mempraktekkan materi dan menuliskan narasi game,  masing-masing individu tentu berhadapan dengan tantangannya masing-masing. Ada yang seharian bekerja di ranah publik dan hanya punya waktu sedikit dalam membersamai anak, ada yang berkerja di ranah domestik yang harinya terasa tanpa libur dan bahkan double job, bekerja di ranah domestik sekaligus mengelola bisnis di rumah. Dinamikanya pun bermacam-macam, ada mahasiswi yang tetap menuliskan narasi dalam keadaan merawat anak dan suami yang sakit, pun juga tetap konsisten menuliskan narasi ditengah gempuran orderan kue dan diantara kesibukan di ranah publik bahkan juga ada yang tetap semangat disaat menjalani kehamilan yang istimewa serta diantara berbagai tantangan dengan anggota keluarga.
         Two thumbs up untuk semua teman-teman mahasiswi yang telah berusaha menuliskan narasi Tantangan 10 Hari untuk mengikat ilmu dan hikmah, baik itu yang mendapat badge Outstanding Performance, You are Excellent, badge Dasar bahkan yang tidak mendapatkan badge karena jumlah setoran narasinya tidak cukup sepuluh, percayalah setiap tulisan teman-teman sangat berharga. Setiap narasi yang dituliskan dari hati akan sampai ke hati.
     Dalam menyetorkan narasi Tantangan 10 hari terdapat berbagai ragam tantangan, ada mahasiswa yang sudah share di media sosialnya masing-masing tetapi malah lupa menyetorkan link narasinya ke Google Formulir yang tersedia. Padahal time stamp di rekapan Google Formulir lah yang menjadi acuan utama dalam pelaporan narasi tantangan. Terkadang setelah share di media sosial, mahasiswi juga sudah menyetorkan link di Peer Group masing-masing tetapi lupa meyetor ke Google Formulir. Aturan tetaplah sebuah aturan yang harus ditaati karena Koordinator Bulanan, Koordinator Peer Group dan Fasilitator sendiri sudah berusaha mengingatkan sesering mungkin untuk mengutamakan menyetorkan link ke Google Formulir. Aku sebagai Fasilitator juga sudah membuatkan infografis sebagai pengingat urutan pembuatan narasi Tantangan 10 Hari sebagai berikut:

          Beberapa mahasiswa yang lupa sehingga akhirnya terlambat menyetorkan link Tantangan 10 hari ke Google Formulir, tetap konsisten menyetorkan narasinya sampai 15 – 17 hari walaupun tahu tidak akan mendapatkan badge Outstanding Performance. Ini hal yang luar biasa dan aku sangat mengapresiasinya sehingga dalam menentukan predikat Mahasiswi Teladan aku tidak mensyaratkan seorang mahasiswi harus mendapatkan badge Outstanding Performance tetapi lebih memperhatikan prosesnya.
    Satu hal yang menarik dari perkuliahan Bunda Sayang ini bagiku adalah materinya yang semakin lama semakin menarik dan menantang untuk dipraktekkan. Semoga teman-teman mahasiswi juga tambah semangat dan mempersiapkan strategi agar bisa mempraktekkan dan menuliskan narasinya serta menyetorkannya ke formulir yang tersedia.
MAJU TERUS PANTANG MUNDUR 💪💪💪


Payakumbuh,   Mei 2019
Alisa Gumala

Comments

  1. Makasih un sharingnya.. Fasil terlove 😍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf ya Put. Uni baru baca komen ini. Sama2 Put. Sekretaris yg keereenn... 😍

      Delete

Post a Comment

Popular Posts