MISI ASIK 2


Kelas Batalyon #1
Pejuang Literasi



Dalam memahami Garis Besar Haluan Markas (GBHM)  perlu sekali contoh konkret sebagai bagian dari praktek sehari-hari sehingga mudah memahaminya. Misi Asik 2 ini memberikan beberapa contoh kasus yang membuat otak berpikir menganalisisnya.  

Kasus pertama yaitu saat menjadi member  Pejuang Literasi tetapi selalu terlambat saat mengikuti kegiatan online di WAG Markas.  Untuk kasus seperti ini yang dilakukan pertama kali adalah clear and clarify dulu,  dicari tahu apa penyebab yang bersangkutan selalu terlambat.  Setelah mengklarifikasi lalu kita coba memberikan saran dan jalan keluar sesuai dengan kondisinya.  

Selalu terlambat tentu tidak baik karena on time itu bukan hanya saat mengikuti kegiatan offline,  saat berkegiatan secara online pun kita harus on time.  Fasilitator di kelas kita tentu sudah menyediakan waktunya untuk hadir on time,  jadi sebagai bagian dari Adab Menuntut Ilmu sudah sewajarnyalah kita bergegas untuk tepat waktu menghadiri majelis ilmu.  

Sekarang kita pindah  ke contoh kasus kedua yaitu Jika ada komandan yang hanya menjadi ‘silent reader’ di WAG Markas Besar maupun WAG Teritori.  Kadang alasan silent reader tersebut karena merasa sudah ketinggalan banyak chat,  rasanya tidak oke lagi untuk ditanggapi karena kayaknya kok sudah basi.  Padahal tidak ada masalah bila kita mulai menanggapi dengan kalimat ini misalnya,  “Wah, sudah ketinggalan keseruan.  Izin manjat chat dulu ya. “ Saya pikir hal seperti ini tidak akan ada yang menertawakan. 😁     Saya akan membuat pengandaian  bila menjadi orang yang berbicara di suatu kelas online dan pesertanya hanya membaca diam-diam tanpa menanggapi,  “Sakitnya tuh disini! “

Saat kita berkomunitas tentu kita akan bertemu banyak orang yang mungkin saja mempunyai profesi atau hobby yang sama selain menulis.  Mari kita bayangkan,  saat kita sudah berjuang membuat suatu komunitas,  sudah mencurahkan segenap tenaga,  waktu,  pikiran dan bahkan biaya,  lalu saat berhasil membentuk komunitas yang tentunya terdiri dari sekumpulan orang-orang,  tiba-tiba saja ada yang mencaplok beberapa anggota komunitas dan membentuk komunitas baru.  Oh no…  Tidak etis rasanya.  Boleh saja sih jika mau membuat komunitas baru tetapi silahkan mensharenya melalui media sosial pribadi.  Jangan menggunakan data yang didapat dari komunitas Pejuang Literasi.  Data apakah itu?  Ya,  nomor whatsapp para anggota komunitas adalah data yang kita dapatkan dari WAG Markas.  Bukankah Adab Sebelum Ilmu,  Ilmu Sebelum Amal?! Sebagai insan yang akan menebarkan semangat literasi,  sudah seharusnya lah kita mengedepankan ‘Adab’,  agar dalam berliterasi kita mendapatkan berkah dari-Nya.  



#PejuangLiterasi
#KelasMenulis
#KelasBatalyon
#HessaKartika
#MisiAsik2


Payakumbuh,  13 Maret 2020
=Alisa Gumala=

Comments

Popular Posts