FITRAH SEKSUALITAS (Day 6)

Peran Media dalam Membangun Fitrah Seksual


Hari ini kelompok 3 giliran presentasi, terdiri dari Marhamah, Mittya Ziqroh, Nur’ani Okta Trilia, Rizky Nopitasari.

Yang pertama dibahas tentang perbedaan gender dan jenis kelamin. Gender adalah identitas sosial dan budaya, jenis jelamin adalah identitas biologis.

Gender identity adalah kesadaran sebagai anak laki-laki atau perempuan yang umumnya dicapai saat berusia 3 tahun.
Gender role adalah sejumlah harapan sosial tentang bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan berfikir, berperilaku dan merasakan sesuatu.

Tantangan yang berkaitan dengan gender yaitu:
  1. Peranan ayah yang kurang dalam pengasuhan
  2. Kekerasan terhadap anak, KDRT, kekerasan seksual
  3. Media sosial, tayangan televisi, film
  4. Pornografi
  5. Penyimpangan seksual
  6. Masalah sosial anak




Indrijati, Herdina dkk. 2017. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Sebuah Bunga Rampai. Jakarta. Kencana.

Fitrah seksual adalah proses orang tua memberikan teladan kepada anak sesuai dengan peran masing-masing. Peran ayah sebagai sosok laki-laki bagi anak laki-lakinya dan peran ibu sebagai sosok perempuan bagi anak perempuannya. Peran tersebut dapat saling mempengaruhi dan saling mengisi satu sama lain.

Solusi agar media mendukung tumbuhnya fitrah seksualitas:
  1. Fitrah Keimanan
  2. Seleksi tontonan
  3. Batasan waktu
  4. Buku anak
  5. Pendampingan


Pertanyaan dan tanggapan yang masuk untuk kelompok 3:

[5/22, 13:14 Sriyani : Oiya saya mau diskusi, terkait masalah sosial anak. Td disebutkan pernikahan usia anak, dulu zaman Rosululullah SAW, maaf disingkat, banyak pernikahan usia muda, kenapa ya pada saat itu sepertinya tidak menjadi masalah 🤔🤔
[5/22, 13:22] ‪Nur’ani Okta‬: Coba menjawab ya bun @Bunda Sriyani Korlan 6 BunSay 2

Bisa jadi salah satunya karena perkembangan zaman yang semakin maju,..
salah satunya perkembangan media, yang sulit dalam penyaringannya...

Anak usia muda ketika zaman Rasulullah, masih taat dan patuh kepada orangtuanya, meskipun ttp ada tantangannya ..jadi lebih bisa diarahkan, dididik untuk siap dalam berumah tangga..

Anak2 sekarang, agak lbh memiliki tantangan yg tinggi dalam mendidiknya..karena sudah banyak yg mereka lihat, tontonan ada dimana2..teladan yg mereka lihat pun tidak sebagus ketika zaman Rasulullah..
Tapi ttp bisa dengan semangat2 kita😊

Wallahu'alam
[5/22, 13:23] Mittya Ziqroh: Iya.... Usia muda ya bund.. bukan usia anak. Karena Aisyah ketika dinikahi Rasulullah pun tidak digauli sampai cukup umur nya.

Banyak faktor kenapa pernikahan usia anak menjadi persoalan untuk sekarang, diantaranya :
1. Kondisi anak secara psikologis belum matang untuk menikah
2. Tinggi nya kematian ibu melahirkan
3. Rendahnya tingkat pendidikan yang menikah usia anak bermuara pada kualitas keluarga dan masa depan keluarga.


Usia anak menurut UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 adalah individu yang berusia 0-18 tahun, termasuk yang didalam kandungan.

Kalau menikah usia muda diatas 18 tahun...
[5/22, 13:32] Sriyani : Terimakasih tim 3 🤗, noted
[5/22, 13:34] A£i$A: Mengenai sosialisasi pertukaran identitas gender, tontonan yg menampilkan lawakan  laki2 banci, brarti termasuk mensosialisasikan hal tsb ya?
[5/22, 13:36] Mittya Ziqroh: Iya uni... Dari dulu itu para aktifis untuk anak selalu menyerukan kepada komisi penyiaran Indonesia agar tayangan seperti itu difilter. Karena tanpa sadar memberikan pengaruh pada identitas gender.
[5/22, 13:37] ‪Nur’ani‬: tambahan uni...

dari kelompok yg sblmnya sdh pernah dipresentasikan jga ya contoh2 film kartun yang merusak..
[5/22, 13:37] Sriyani : Wah itu termasuk film Upin Ipin ya
[5/22, 13:38] Nur’ani: perlu pendampingan dlm menonton tv mba..😊
[5/22, 13:38] Siska DP IIP Pyk: Berarti ini semua tantangan terbesar untuk kita ya bunds, mendidik anak dengan semaksimal mungkin sesuai zamannya. Tp kalau boleh menambahkan, dengan memperkuat aqidah sedari dini, in syaa Allah anak2 kita akan terhindar dari hal2 negatif yang selama ini menghantui zamannya anak2 kita...
[5/22, 13:39] Sriyani: Bener Bun Siska
[5/22, 13:39] Mittya Ziqroh : Nah,,, solusi pertama itu kita sebutkan fitrah Keimanan. Apapun tontonan nya kita harus mengikat dengan nilai-nilai keislaman (jika beragama Islam)
[5/22, 13:40] A£i$A: Nah...iya banget ini
[5/22, 13:41] Mittya Ziqroh: Pendampingan dalam anak terpapar media itu, harus ada dari orang tua. Jadi setelah menonton kita bisa jelaskan kepada anak kalau dalam Islam bagaimana atau adab seperti apa, akhlak, dsbg
[5/22, 13:42] Sriyani : Setujuuu
[5/22, 13:45] Siska DP : Bener sekali bund tya, sama halnya dengan mendidik anak dalam hal apa pun, jika sesuatu yg dikerjakan anak misalnya kita tertawakan, maka dengan sendirinya anak akan beranggapan "ooooh berarti ini bagus ya...buktinya ada yang suka...ada yang tertawa" dan anak2 senang biasanya. Besok2 mereka ngulang lagi, walaupun tingkahnya itu keliru...

Krn mereka beranggapan, tertawa kita itu adalah bukti kalau kita setuju, kalau kita suka, kalau kita ridho...bgtu sprtinya ya bund...


Link Referensi:





Payakumbuh, 22 Mei 2018

Alisa G


#FitrahSeksualitas
#LearningByTeaching
#BundaSayangSesi11
#Day6

Comments

Popular Posts